Isu Soal Anjlok Harga Gaba Nagan Raya Menurun Kilang Padi Riski Perkasa Belum Mengetahui.

 

ACEH HEBAT. COM | NAGAN RAYA : CV. Kilang Padi Riski Perkasa yang berlokasi di Desa Babah Krueng, Kecamatan Beutong, Nagan Raya tersebut, diketahui merupakan pabrik penggilingan padi terbesar di pantai barat selatan Provinsi Aceh.

Namun, untuk satu bulan kedepan kilang padi tersebut belum bisa menampung secara maksimal, dikarenkan sedang memperbaiki infrastruktur, karna pabriknya semua mengubakan Listrik.

Direktur CV. Kilang Padi Riski Perkasa Aris Wandi, kepada media mengatakan, awal bulan Febuary manajemen Rupiah memperkecil membeli Gabah Basah, sebab Kilang sedang berbenah dan memperbaiki lokasi penampungan gabah basah.

“Perluasan infrastruktur dan pemasaran menjadi kendala yang kami hadapi sehingga sejak 10 february 2023 ini, kita perkecil daya tampung gabah durusi bisa jadi satu bulan kedepan belum juga bisa menampung secara maksimal,” kata Aris Wandi.

Sebelum lakukan perluasan infrastruktur, kata Aris Wandi, dirinya bersama tim kecil bisa membeli gabah Basah sampai Ratus Ribu/Kg Per harinya dengan harga 1 kilo mencapai 5.800.

Teekait isu garga Gaba Anjlok sangat menurun di seputaran Nagan Raya, namun Aris Wandi menangapi sampai saat imi belum mengatahui soal anjloknya harga gabah ditengah masyarakat, mencapai 3 ribu perkilo, Kilang padi Riski Perkasa tetap membeli harga gabah basah 5.800/kg.

Jika ada warga berkata di CV. Kilang Padi Rizki Perkasa yang di bawah Pimpinan Aris Wandi dengan Sapaan Toke Aris, terkait harga gabah tersebut dengan dibawah standar, namun informasi tersebut tidak benar.

Gara gara Agen luar yang menampung harga gabah yang di bawah standar, akhirnya imbas kepada Kilang Padi Riski Perkasa, dan selama ini kami menampung gabah tersebut sesuai kualitasnya padi.

Namun demikian kami mita kepada Warga agar tidak usah mendengar isu tersebut, dikarnakan persaingan itu tetap ada. Karna banyak agen yang membelik dibawah standar.

“Tidak tau siapa yang bermain, sehingga Harga Gabah Basah terjun bebas di tengah – tengah masyarakat,” Tutup Aris Wandi. ( * )