Resiko Masyarakat Gampong  Blang Teungku Nyebrang Sungai Pakai Rakit.

Resiko Masyarakat Gampong  Blang Teungku Nyebrang Sungai Pakai Rakit.

NAGAN RAYA – | ACEH HEBAT :  Mau tidak mau warga pedaaman desa Blang Teungku, Kandeh dan Kila  Kecamatan Seunagan Timur Kabupaten Nagan Raya harus menanggung resiko dengan menyebrang sungai pakai rakit . Kamis, 3 /12.

Sedangkan  jembatan gantung, selama Covid-19 masyarakat setempat masih sangat membutuhkan perhatian dari Pemerintah.Di masa pandemi Covid-19 ini masyarakat yang meliputi tiga desa ini, yakni Desa Blang Teungku, Desa Kandeh dan Desa Kila, ketiga desa yang berlokasi sangat jauh dengan kota di Nagan Raya.

Dari hasil liputan dilapangan dilokasi mulai dari masyarakat petani maupun PNS yang mengajar di salah satu SD Desa Kandeh yang setiap harinya harus menanggung resiko dengan menyebrang menggunakan rakit dan jembatan gantung setiap harinya.

Keuchik Gampong Blang Teungku. SYAMSIRMAN. A.Ma.

 

Namun sekarang ini jembatan gantung Desa Blang Teungku sedang dalam perbaikan dengan mengganti lantai dari papan menjadi lantai plat yang sebelumnya jembatan tersebut berlantai papan yang sudah rapuh yang membahayakan masyarakat saat melintasi jembatan tersebut.Untuk sementara masyarakat setempat harus menyebrang pakai rakit mesin.

Hari demi hari dari waktu ke waktu masyarakat Blang Teungku harus melakukan aktivitasnya setiap hari dengan menyebarang jembatan gantung.Bahkan ekonomi semakin hari semakin berkurang dan menipis di masa pandemi Covid-19.

Setiap hari kami selalu menyebrang melalui jembatan gantung bahkan dengan rakit saat jembatan gantung rusak dan sekarang Alhamdulilla jembatan gantung dalam perbaikan dan perehapan yang sebelumnya lantai jembatan yang terbuat dari papan menjadi rapuh dan rusak yang sangat membahayakan masyarakat sekitar,’’ngaku Kades Blang Teungku Syamsirman.

Syamsirman, dari 104 meter yang di buat 80 meter tingal sisa 20 meter lagi , insya Allah yang sisanya belum di buat, kami masyarakat akan menggunakan dana desa dari hasil rapat tiga Desa, karena selama ini dana desa banyak di pergunakan untuk keperluan dalam Covid-19 seperti pembagian BLT dan Bumdes serta lainnya.

Sementara Guru yang mengajar di SD Negeri Kande Bangsawan. S.Pd. mengaku setiap harinya ia selalu melalui jembatan yang sudah rusak, kami guru perlu perhatian dari pemerintah supaya tidak ada lagi susah yang menanggung resiko saat melalui dan menyebrang sungai waktu kesekolah, apalagi sekolah jauh kepelosok dalam Desa Kandeh dan selalu kami mendaki gunung dan hutan-hutan.

Karena yang paling di utamakan dan perhatian dari pemerintah adalah guru yang mengajar di pelosok desa apalagi sangat jauh berbeda antara sekolah lain yang ada di Nagan Raya,’’kami guru juga sangat berharap agar segera di sediakan fasilitas yang memadai dalam sekolah. Tutup, Bang Sawan. S.Pd. Kamis, 3 /12 ( AA /Red )